Selasa, 25 November 2014

Masyarakat sederhana dan Masyarakat maju



Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju.

v  Masyarakat Sederhana

Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.Kaum pria melakukan perkerjaan yang berat seperti,menangkap ikan di laut,berburu,bertani,berternak,dan menebang pohon.Sedangkan kaum wanita pekerjaan yang ringan-ringan seperti,mengurus rumah tangga,mengasuh anak-anak,bercocok tanam,merajut,membuat pakaian dan membersihkan rumah. Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.



v  Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.


1.    Masyarakat Industri

Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubur, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, tukang bakso, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin.

2.      Masyarakat non industri
Masyarakat non industri bisa di bedakan menjadi 2 golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder

1.    Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.Contoh-contohnya adalah rukun tetangga,keluarga,kelompok agama,kelompok belajar dan lain-lain.
2.    Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.  Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.



  

Daftar Pustaka
https://cahyamenethil.wordpress.com

Kamis, 09 Oktober 2014

Pesebaran Penduduk Indonesia



Apa itu pesebaran penduduk?

Pesebaran penduduk dalam garis besar adalah suatu bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah/Negara.



Pesebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata

 Persebaran penduduk di Indonesia itu tidak merata baik dari persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Salah satu daerah yaitu misalkan Pulau Jawa yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan di Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia.Perkembangan kepadatan penduduk yang tidak merata salah satunya di Pulau Jawa tergolong tinggi sebab pada tahun 1980 sebesar 690 jiwa,tahun 1990 menjadi 814 jiwa,tahun 1998 menjadi 938 dan sampai sekarang pada tahun 2014 pesebaran penduduk di Indonesia selalu meningkat.Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus diperkirakan angka tersebut akan cenderung meningkat diwaktu yang akan datang.
           
 Akibat dari tidak meratanya penduduk di daerah yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian sudah dijadikan permukiman dan industry oleh para pengusaha.Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan untuk memperkaya sumber daya alam dan memanfaatkannya contohnya : menjadi lahan untuk pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan Negara


 

A.   Faktor-Faktor Penyebab Persebaran Penduduk

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak?.Tentu tidak merata,karena persebaran penduduk di Indonesia  pada suatu wilayah semua rata-rata pergi ke daerah yang memiliki lapangan kerja dan bisa mencukupi kehidupan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut: 
1.   Faktor Fisiografis
2.   Faktor Biologis
3.   Faktor Kebudayaan dan Teknologi

B.   Upaya mengatasi Persebaran Peduduk yang Tidak Merata

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang wilayahnya terbatas.  Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Pulau jawa dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:






  1. Permukiman liar.
  2. Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan    sampah baik olehmasyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri. 
  3. Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri yang makin besar.   
  4. Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan,penculikan dan lain-lain
  5. Adanya kemacetan di jalan raya.
  6. Padatnya pemukiman penduduk yang menutup lahan kosong yang seharusnyabisa di buat untuk pertanian.



 


Oleh karena itu dampak dan masalah yang akan terjadi bila pesebaran penduduk tidak merata itu cukup besar,maka harus ada upaya untuk meratakan pesebaran penduduk di daerah-daerah Indonesia.

Upaya tersebut adalah:

1.     Membuat lapangan kerja untuk penduduk yang tinggal di daerah-daerah dan pedesaan tersebut.
2.    Pemerataan pembangunan
3.    Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.

Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan program transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah



1.    Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung
pemerintah ditujukan untuk penduduk yang kekurangan ekonomi.
2.    Transmigrasi spontan atau swakarsa, yaitu transmigrasi yang
seluruh     pembiayaannya ditanggung sendiri atau untuk
orang-orang   yang mempunyai perekonomiannya  mencukupi.
Pemerintah hanya  menyediakan lahan pertanian dan rumah.
3.    Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu
wilayah provinsi.
4.    Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan
karena penduduk terkena bencana alam.
5.    Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh
seluruh penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.



Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu
  • Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
  • Peningkatan taraf hidup transmigran.
  • Pengolahan sumber daya alam.
  • Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
  • Menyediakan lapangan kerja yang besar bagi transmigran.
  • Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
  • Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.

Persebaran penduduk dapat kita lihat dari berbagai aspek antara lain yaitu: aspek geografis, aspek administratif dan aspek politis.


a. Aspek Geografis
Secara geografis, persebaran penduduk tiap pulau di Indonesia belum bisa merata hingga saat ini. Beberapa pulau memiliki jumlah penduduk yang sangat padat sedangkan pulau yang lain sangatlah jarang bahkan ada yang tidak berpenghuni. Hal ini disebabkan karena  beberapa pulau ada yang memiliki sumber daya alam yang melimpah ada juga yang tidak, itulah yang paling diharapkan oleh penduduk dapat menghasilkan bahan untuk kebutuhan hidup, tapi ada pula yang tidak sehingga terpaksa harus ditinggalkan.

b. Aspek Administratif
Aspek administratif sangat mempengaruhi persebaran penduduk. Hal ini termasuk kesediaan dan kelengkapan infrastruktur guna menunjang kebutuhan penduduk. Di wilayah kota besar bisa disebut juga daerah pedesaan karena infrastruktur seperti sekolah, rumah sakit, administrasi kenegaraan berada di wilayah kota.

c. Aspek Politis
Kebijakan pemerintah juga akan mempengaruhi adanya persebaran penduduk. Misalnya kebijakan pemerintah terkait transmigrasi tentu akan mendorong masyarakat untuk menyebar ke daerah-daerah transmigran.







Sumber :